Permasalahan Budaya di Indonesia
Abstrak
Indonesia adalah Negara kepulauan,berbicara masalah budaya ,Indonesia
mempunyai berbagai macam suku ras ,adat, dan budaya serta alam lainnya.
Indonesia juga kaya akan budaya. Namun seiring dengan perkembangan
jaman era globalisasi. Kebudayaan Indonesia mulai luntur. Hal ini
dikarenakan semakin berkembangnya teknologi .Dengan demikian pola pikir
Indonesia menjadi terpengaruh kehidupan barat atau pola budaya Barat,
sehingga mereka melupakan kebudayaannya sendiri.Sebagai usaha untuk
menindak lanjuti masalah tersebut,pemerintah seharusnya membekali
masyarakat dengan Ilmu pengetahuan Budaya,agar manusia dapat menjadi
manusia yang berbudaya dan agar tidak melupakan budayannya sendiri.
Kata Kunci :
PENDAHULUAN
Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan,
kesenian, moral, hokum, adat istiadat & semua kemampuan kebiasaan
lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat (Sir Edward
Tylor).
Namun seiring berjalannya waktu dan teknologi semakin canggih, rasa
tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya. Masyarakat tidak lagi peduli
dengan budayanya. Hal ini disebabkan semakin gencarnya media
elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan kebudayaan luar. Hal
ini dengan mudahnya merusak pola pikir masyarakat khususnya para
generasi muda , mereka cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan
beralih ke budaya luar.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang
mempunyai makna bagi kita bangsa Indonesia.maka dari itu kita wajib
untuk menjaga dan melestarikannya. Hal ini sebenarnya akan menimbulkan
rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Begitu juga
halnya dengan pemerintah , pemerintah harus tegas dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan
perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Jika
perlu pemerintah harus mematenkan budaya yang ada di Indonesia agar
tidak jatuh ke tangan Negara lain
Kesenian & kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak
terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wajah untuk mempertahankan identitas
budaya Indonesia. Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia
sudah mulai memudar karena arus global, sehingga kondisi yang
mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Hal ini semakin
diperparah dengan diakuinya budaya Indonesia oleh bangsa lain. Masalah
yang sedang marak baru-baru ini sdalah di akuinya lagu daerah yang
berasal dari Maluku “ Rasa Sayang-sayange”,serta “Reog Ponorogo” dari
Jawa Timur oleh Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kurang pedulinya
bangsa Indonesia terhadap budayanya. Namun ketika kebudayaan itu di akui
oleh bangsa lain, Indonesia mulai bingung. Berita terbaru menyebutkan
bahwa kesenian “ Angklung” dari Jawa Barat juga akan dipatenkan oleh
Negara tersebut. Lalu dimanakah peran masyarakat dan pemerintah dalam
mengatasi hal ini?
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat.
Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki
kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu
setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan
sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan,
seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta
religi/keyakinan.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan
tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang
lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan
perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial.
Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan
kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar
organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap
cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang
bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik
dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil
definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan
merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia
sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala
perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982),
mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai
aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara
penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu
masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Budaya
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang
ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu
negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing
mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas
bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga
keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.
Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan
sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan
di negranya.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai
menghilang sedikit demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan
masuknya budaya-budaya ke dalam budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam
tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya kita sangatlah mementingkan
tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi akaibat
masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang
berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah
melekat erat didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis
makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat
sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti
KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat menganggap makanan-makanan
tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari makanan-makanan
tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita.Hal ini
mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila
hai ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita
kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari
daerah asal mereka.
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan,
melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya
agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama
Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg
negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka
melestarikan budaya.
1. Kekuatan
• Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan
sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara
lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap
daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat,
pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan
budaya bangsa dimata Internasional.
• Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki
kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat
musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini
sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis
asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian
khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan
buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki
cirri khas yang unik.
• Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa
yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus
tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
2. Kelemahan
• Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih
terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih
praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti
budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal
juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak
meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
• Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah
pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini
sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya
ketahanan budaya bangsa.
• Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang
ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya
lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui
pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman
cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
3. Peluang
• Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di
pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata
Internasioanal.
• Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat
memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena
adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu
menjadi budaya bangsa yang kokoh.
• Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis
mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan
devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena
banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
• Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning,
Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan
peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar
yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi
antar budaya.
4. Tantangan
• Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi
suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring
perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup
masyakrkat juga ikt berubah
• Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi
ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya
budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam
mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya.
Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah
adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
• Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal
tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai
penyeimbang di tengah perkembangan zaman.
Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya tersingkirkan
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih
terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai
dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan
batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung
mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga
melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang
hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak
tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah
air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui
parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara
itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd,
dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di
tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa
negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang
kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih
seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan
dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola
masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian
mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia
dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian
etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan
sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem
ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai
bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian
yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.
Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap
begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau
teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh,
sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi
masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati
berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan
kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang
Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini
tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan
merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut
saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati
suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai
terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena
demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan
juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di
Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional
mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi
telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu
beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang
telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian
tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok
Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya
memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam
bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk
pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang
telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak
masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi
dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang
kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap
diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun
pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang
sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu
cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu
khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit
dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan
pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang
diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.
Contoh Permasalahan mengenai Budaya Indonesia
Ada beberapa budaya dan kuliner yang di klaim negara lain.
1. Batik
Sungguh sangat menyakitkan hati bangsa Indonesia atas ulah negeri Jiran
yang telah mengakui batik sebagai budayanya.Selain itu juga sangat
meresahkan para perrajin Batik Indonesia. Bangsa ini harus menghapus
baying-bayang yang meresahkan itu agar para perajin batik Indonesia
dikemudian hari tidak perlu memberi royalty kepada Negara lain. Untuk
melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik Indonesia
untuk di kukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda
(Intangible Cultural Heritage).
2. Tari Pendet
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim
kebudayaan yang dilakukan Malaysia. Berbagai asset budaya nasional dalam
rentang waktu yang tak begiu lama,telah di klaim Negara Jiran, pola
pengklaimannya pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan, seperti
melalui media promosi “Visit Malaysia Year” yang disrlipkan kebudayaan
nasional Indonesia..
3. Wayang Kulit
4. Angklung
5. Reog Ponorogo
6. Lagu Rasa Sayange
7. Bunga Raflesia Arnoldy
Klaim Malaysia terhadap Bunga Raflesia Arnoldy membangkitkan semangat
Kelompok Peduli Puspa Langka Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang untuk
melestarikan habitat flora langka itu.
8. Keris
9. Rendang Padang (Sumatera Barat)
Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi
sebagai bahan utamanya. Masakan khas dari Sumatera Barat, Indonesia ini
sangat digemari di semua kalangan masyarakat baik itu di Indonesia
sendiri ataupun di luar negeri. Selain daging sapi, rendang juga
menggunakan kelapa(karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas
Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai, bawang dan aneka
bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai (Pemasak).
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat
Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang
Sumatra Barat yaitu musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok,
yaitu:
• Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang dari Niniak Mamak (para pemmpin Suku adat)
• Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak Pandai (Kaum Intelektual)
• Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama yang pedas, tegas untuk mengajarkan syarak (agama)
• Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat
Minang. Rendang ini juga di akui oleh Malaysia sebagai salah satu
kuliner khas Malaysia.
10. ada beberapa Kebudayaan Indonesia lain yang mungkin sudah di Hak Patenkan Malaysia
• Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
• Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
• Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
• Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
• Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
• Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
• Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
• Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Injit-injit Semut dari Kalimantan Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
• . Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
• Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
• Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
• Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
• Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
• Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
• Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido
• Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
• Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
• Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
• Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
• Kain Ulos oleh Malaysia
• Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
• Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
Peran mahasiswa dalam kebudayaan
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak
ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari
budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting
dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi
bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai
intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada
mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan
negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran
kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan
peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan
ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni
dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur
ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan
mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam
kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai
pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a. Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya
daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil
mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan
pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan
sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata
kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama
dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan
Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam dua
mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah
yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan
manusia, sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah
diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk
dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas
Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara
khusus dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan
budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan
Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui
mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk
melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan
budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa
terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah
melakukan pelestarian.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni
dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa
yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya
daerah dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni
dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk
lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro telah
digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan pengembangan seni
dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang
berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian
telah membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di
Semarang, misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu
mempromosikan perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.
b. Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa
(Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong
pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan
wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka
adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang
seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk
kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan
berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari
pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat
Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan
peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Kesimpulan
Dari Penulisan Makalah ini saya dapat menyimpulkan Bahwa Perubahan
Dinamis dan arus Globalisasi yang tinggi menyebabkan Masyarakat kita
sebagai bangsa indonesia yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan
kurang memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini
dalam memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya
Lokal yang kita miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai
dibandingkan bangsa lain karena betapa berharganya nilai – nilai budaya
lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa lebih
tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia
ini. Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan
untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap terjaga dan tidak
diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak
ternilai harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing.
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya
bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
masalah politik di indonesia
masalah politik saat ini.
Kandungan
terpenting dalam memahami kecenderungan politis di Indonesia, yakni
bagaimana kita memahami aspek keragaman sosial itu sendiri. Sementara
itu, dalam kontek pemahaman demokrasi, terletak pada kemampuan kita
mengelola dengan baik potensi-potensi sosial tersebut menjadi semacam
modal kultural. Sehingga, keragaman sosial itu, dapat kita jadikan
semacam potensi sosial, guna memperkuat nilai-nilai demokrasi. Harapan
dan angan-angan membangun masyarakat Indonesia yang demokratis,
bagaimanapun juga harus dikuasai sebagai variabel pendukung pembaharuan,
bukan justru dijadikan sumber masalah, untuk kemudian dijadikan alasan
terjadinya konflik sosial. Pada tahap bahwa keragaman sosial dinyatakan
sebagai kekayaan atas bentuk demokrasi "model Indonesia", menurut hemat
penulis akan melahirkan beragam bentuk prasyarat-prasyarat politis- yang
intinya lebih banyak melakukan beragam akomodasi- dan bukan berupa
represi kultural, seperti pernah dilakukan oleh rezim Orde Baru. Oleh
sebab itu, kekuasan negara di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang
serba multi-kultural ini, hendaknya penguasa politik tidak mungkin hanya
menyederhanakan masalah melalui praktek politik jargon-jargon seperti:
integrasi, kebhinekaan dan bentuk kekuasaan feodal yang hegemonik.
Sebaliknya,
apabila potensi sosio-kultural itu tidak dikelola dengan baik, besar
kemungkinannya akan melahirkan pergesekan-pergesakan kultural yang
berjung pada ketidak-stabilan politik. Selama kurun perubahan politik
pasca kejatuhan Orde Baru, telah kita saksikan betapa buruknya
pengelolaan potensi sosial oleh kekuasaan negara. Terlebih, apabila kita
melihat bangkitnya gerakan sparatisme akhir-akhir ini, dengan kasat
mata, kekuasaan politik terlalu mudah menyederhanakan masalah. Keragaman
tuntutan dimaknai hanya sebagai bentuk kerewelan daerah-serta dianggap
menggangu kedudukan pusat kekuasaan. Padahal, suka atau tidak suka,
tuntutan perubahan dari beragam bangsa-bangsa di Indonesia, akan terus
menerus menjadi sebuah keniscayaan politik yang sulit untuk kita
bendung. Keragaman sebagai keniscyaan wacana multikulturalisme hendaknya
dijadikan paradigma baru dalam merajut kembali hubungan antarmanusia
yang belakangan selalu hidup dalam suasana penuh konflikstual. Saat ini
muncul kesadaran masif bahwa diperlukan kepekaan terhadap kenyataan
kemajemukan, pluralitas bangsa, baik dalam etnis, agama, budaya, sampai
dengan orientasi politik. Tawaran paradigma berupa kesadaran
multikulturalisme,memang, bukanlah hal yang baru. Masalahnya, bagaimana
caranya kita dapat memobilisasikan konsep keberagaman tersebut melalui
proses pengambilan keputusan politis. Pasalnya, selang bertahun-tahun,
konsep keberagaman yang dijabarkan secara politis ke dalam konsep
Kebhinekaan, hanya bekerja pada tataran kognitif semata. Sebaliknya,
dalam praktek kekuasaan yang ada, justru melakukan tindak penolakan
(ketidak-konsistensi), seperti tergambarkan melalui sentralisasi politik
dan sosial. Penyelewengan konsepsi bernegara semacam itu, setidaknya
berhasil menghadirkan kondisi yang buruk- seperti melahirkan stigma
politis atas hak-hak manusia Indonesia. Berdasarkan sudut pandang
seperti itu, sudah semestinya, yang kita butuhkan sekarang adalah model
kekuasaan Indonesia yang cerdas, dalam arti mampu melihat ancaman
menjadi potensi. Konsepsi Indonesia dengan segala bentuk keragaman
kulturalnya, pada tahapan teoritik, akan membawa masyarakat Indonesia
pada bentuk kesadaran, bahwa kita merupakan bangsa yang majemuk
(plural), bangsa yang kaya ragamnya (diversity) dan sebagai bangsa
multikultural. Dengan kenyataan semacam ini, konklusi yang hendak
ditawarkan di sini adalah; bagaimana para pelaku politik mempunyai
tanggung jawab yang memadai- dan dengan maksud mampu mengakomodir segala
bentuk kemajemukan sosial. Sifat hetrogenik semacam ini, bilamana tidak
dijadikan sebagai landasan kerja politik , menurut hemat penulis akan
semakin menjauhkan posisi para politisi negara/aparatus negara dengan
massa pendukungnya. Terlebih, apabila kita kaitkan kondisi tersebut
dengan tuntutan perubahan ke depan. Secara terang benderang, para
politisi telah meramalkan suatu kondisi dunia dengan meningkatnya
kesadaran etnositas yang serba tidak tunggal (majemuk) dan penuh konflik
jangka pendek.
Indikasi kebenaran teoritik tersebut, secara
kasatmata sudah kita rasakan saat ini. Persoalannya, model demokrasi
yang menekankan kesadaran pluralitas, harus didasarkan semangat
egaliterisme- dengan muatan dan prasayarat yang sangat kompleks. Hal ini
sejalan dengan pandangan ahli filsafat bernama James Mills yang
menyatakan bahwa demokrasi bersifat plural tidak dapat dipraktekan
dengan semena-mena. Hal itu menyangkut persiapan kelembagaan, sistem
kenegaraan dan moralitas bangsa dalam menghadapi tantangan-tantangan
baru yang dibawa oleh sifat keterbukaan pluralisme. Bilamana model
demokrasi yang menekankan pluralitas hendak diterapkan, sepatutnya kita
mencermatinya secara lebih kritis lagi. Salah praktek, akibatnya akan
mengakibatkan anarkisme kekuasaan dan kemudian dibarengi oleh anarkisme
sosial yang cenderung distruktif. Maka dari itu, di tengah bangkitnya
kesadaran lokal yang kian hari kian meningkat, sudah sepatutnya beragam
piranti negara jauh lebih serius, manakala kita menghendaki geo-politik
Indonesia hendak dipertahankan. Dengan lain perkataan, apakah kita akan
tetap mempertahankan konsepsi politik negara dalam bentuk wacana
integratif atau kita mengubahnya menjadi bentuk negara yang lebih
pluralisti-seperti kita memikirkan kembali bentuk negara feredartif.
Tanpa kesiapan untuk melakukan perubahan paradigma negara secara lebih
mendasar, saya mengkhawatirkan cara-cara penanggulangan masalah seperti
yang diberlakukan terhadap Aceh, akan sangat tidak bermanfaat dalam
perspektif Indonesia ke depan. Sejarah telah membuktikan, tidak ada satu
pun kasus yang dapat membuktikan bahwa dengan cara-cara pendekatan
represif mampu menyelesaikan secara tuntas akar permasalahan sparatisme.
Alasannya sepele saja, perlawanan-perlawana itu akan menjadi obor baru
bagi perlawanan berikutnya, bilamana negara melakukan kekerasan politik
terhadap sebuah entitas politik. Kita dapat merujuk pada kasus di
Kashmir, Liberia, Chec bahkan kasus negara tetangga seperti yang terjadi
di Philipinan Selatan, kesemuanya gagal diselesaikan melalui jalan
kekerasan politik. Pada tataran semacam itu, penulis mengkhawatirkan,
apabila kita di masa mendatang justru memaskui wilayah perubahan yang
"tidak kita kenali". Lebih parah lagi apabila para politisi justru
menempatkan diri seperti pernah dinyatakan oleh mantan Direktur Program
Kajian Asia Tenggara, Ohio University, serta Associate Professor,
Department of Philosophy, Ohio University, Athens, Ohio, Elizabeth
Fuller Collins sebagai berikut :
"(suatu) proses transisi politik
yang bergolak pasti hampir selalu melibatkan upaya-upaya dari elit-elit
yang bertikai untuk memobilisasi bagian-bagian tertentu dari
masyarakat, termasuk diantaranya para pekerja, yang saat ini
dikecualikan secara resmi dari kehidupan politik. Dibawah situasi
seperti itu, tampaknya akan sangat mungkin...bagi partai-partai politik
dan organisasi-organisasi lain, yang mewakili bagian-bagian tertentu
dari elit politik, untuk mencoba memperkokoh posisi mereka di dalam
konfigurasi politik pasca-Suharto."
Karenanya, kerumitan akaibat
luasnya ruang lingkup konflik di tanah air, merupakan potensi gangguan
kekerasan. Bentuk keragama denga konsekuensi menguatnya politik
kekerasan, muncul karena adanya berbagai macam alasan, seperti kegagalan
lembaga-lembaga politik dan hukum untuk menyediakan perangkat/aturan
bagi penyelesaian konflik maupun mengatasi keluhan-keluhan, konsolidasi
(penguatan) identitas-identitas komunal dimana kelompok-kelompok
bersaing mendapatkan akses untuk atau kendali atas sumber-sumber
ekonomi, dan penggunaan kekerasan yang dijatuhkan oleh negara
(state-sanctioned violence) untuk menghasut atau menekan konflik. Dalam
kontek ini, klaim bahwa Indonesia adalah suatu budaya yang penuh
kekerasan (a violent culture) hanyalah sebuah klaim politik yang dapat
dimanfaatkan untuk membenarkan kembalinya penguasa yang otoriter dan
kekerasan negara berikutnya. Berdasarkan realitas politik seperti itu,
paham multikulturalisme diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap
proses demokratisasi. Upaya terus menerus mengetangahkan persamaan hak
politik di tingkat sosial yang lebih luas, akan menghubungkan
multikulturalisme dengan demokrasi. Terlebih jika kita melihat sisi
keragaman budaya itu, sebagai modal sosial, maka yang kita lihat bahwa
hetrogenitas itu menawarkan jalur-jalur baru yang kelak kemudian hari
akan memberi jalan alternatif pembaharuan politik di Indonesia. Karena
multikulturalsisme itu adalah sebuah ideologi dan sebuah alat atau
wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiannya, maka konsep
kebudayaan harus dilihat dalam perspektif fungsinya bagi kehidupan
manusia. Dasar untuk menempatkan hakekat kemanusiaan, menjadi memiliki
relevansi, terlebih melihat kondisi politik Indonesia, yang kian hari
kian menunjukan tindak anarkisme. Politik Indonesia membutuhkan pintu
baru, sebuah cara untuk mengenali kembali akar sosialnya sendiri.
Meskipun begitu, di bawah interpretasi-interpretasi yang penuh bias itu
adalah demokrasi dan semangat pembaharuan yang pluralistik merupakan
pilihan yang sangatlah sulit bagi kehidupan di tanah air.Langkah untuk
mengetahui, meskipun sulit untuk mengatakan, mengapa dan bagaimana
demokrasi menjadi jalan yang terjal untuk sebuah prasyarat perubahan,
kita dapat kembali memaknai seluruh peristiwa perubahan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan untuk terus menjadikan masa lalu yang buruk untuk
membangun kembali, sekian catatan kegagalan bangsa ini mencari
bentuknya yang paling ideal. Bahwa kesadaran, catatan dan harapan yang
kini tak ubahnya sulit kita pahami, tetapi setidaknya kesadaran akan
perubahan bisa memberikan cukup informasi untuk mengetahui bahwa
kekerasan, bahkan kebrutalan politik, bukanlah satu-satunya modal
kultural yang kita miliki. Masih terdapat banyak cara, untuk menyusun
kembali "puzzle" keragaman Nusantara dalam kerangka Indonesia moderen
yang jauh lebih manusiawi. Bangsa Indonesia yang selama ini dikenal
sebagai bangsa yang ramah-tamah, sopan, halus dan lembut mungkin akan
sekedar menjadi kenangan masa lalu. Kebuntuan aspirasi yang selama ini
terjadi akibat sumbatan rejim Orde Baru seolah-olah diledakkan
sekaligus. Kenang-kenangan Indonesia yang damai, akan menajdi bagian
yang terpisahkan dari harapan sebagian besar bangsa kita. Namun,
semuanya akan benar-benar menjadi kenangan kolektif, bilama kita tidak
menyadari perubahan itu adalah keniscayaan sejarah dari rentetan pulau
dan kehidupan Nusantara. Maka, dari mana kita memulai semua ini ?
Mungkin benar, ujar Hobes: pahamilah masalah.
Masalah Sosial Di Indonesia
semoga saja ini akan melengkapi semua masalah sosial yang ada di
indonesia,di bantu dengan saya pernah menjadi surveyor perusahaan swasta
untuk memberikan kuisioner kerumah-rumah warga di daerah perumahan
kumuh maupun elit.namun tidak hanya di indonesia saja yang mengalami
masalah-masalah sosial seperti ini.
1.Kemiskinan
kemiskinan adalah suatu masalah yang tidak mungkin asing ditelinga
kalian,kemiskinan ini terjadi karna ketidak pedulian dari pemerintah
terlebih dari diri kita sendiri.mengapa pemerintah???karna pemerintah
tidak dapat menyanggupi hal yang patut dipenuhi untuk masyarakatnya
sendiri seperti,mempersulit untuk mendapatkan apa yang harus kita
dapatkan , sedikitnya bantuan pemerintah tapi ternyata
menghabiskan biaya anggaran berlipat-lipat.dan mengapa dari kita
sendiri???begitu banyak masyarakat hanya bisa mengeluh tentang
kemiskinan tapi mereka bermalas-malasan untuk meraih kesuksesan yang
ada, sedangkan orang-orang maju berlomba-lomba untuk meraihnya dengan
segala cara.tapi walau bagaimanapun negara kita juga sangat membutuhkan
orang miskin,karna kalau tidak ada orang miskin siapa yang akan nambal
ban di jalanan ,siapa yang akan menjadi kuli bangunan?dll.
2.Lapangan Kerja
Lapangan kerja di indonesia sekarang agak
membaik karna banyaknya perusahaan yang membuka lowongan,mungkin ini
karena adanya sistem kontrak yang dipakai beberapa perusahaan.dan
inilah faktor negative dari segi persahaan dan daridiri sendiri yang
harus dirubah bila ingi dapat kerja banyak yang bilang mencari kerja
itu susah insya allah kalau kita sungguh- sungguh atau sangat
bersemangat dan tidak mudah putus asa kita akan dapat suatu
pekerjaan,dan faktor lainnya seperti kita tidak bisa pekerjaan itu
atau tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan,sebenarnya bukan tidak
bisa tapi kitanya yang tidak mau.setidaknya lowongan apa yang banyak di
cari dan kita harus mempelajarinya sedikit demi sedikit.sedangkan faktor
dari perusahaan adanya syarat syarat tidak penting dalam perusahaan
seperti berpenampilan sexy cantik dan fisik lainnya ,”ia” itu dibutuhkan
hanya untuk spg mobil atau kosmetik tapi kenapa lowongan yang bekerja
hanya dalam kantor seperti administrasi,marketing ,atau hal” lainnya
kecuali spg juga di haruskan memakai syarat fisik..memangnya lowongan
pekerjaan sekarang hanya membutuhkan fisik bukan kemampuan atau cara dia
untuk mengembangkan perusahaan?
3.Kemacetan Lalu Lintas
kemacetan lalu lintas yang parah juga di
alami di indonesia karna banyak kendaraan pribadi yang berkeliaran hanya
untuk pamer kekayaan kenapa bisa dibilang begitu?karna banyak pengguna
mobil pribadi dengan mobil gagah dan besar tapi dia berkendara sendiri
atau hanya berdua,kenapa tidak naik sepeda atau motor setidaknya para
pejabat di indonesia juga harus mencontohkan kepada warga negaranya ,dan
juga kemacetan di karenakan kurang disiplinnya kita saat di jalan raya
seperti tidak mentaati rambu ,peraturan juga tidak memperhatikan kondisi
kendaraan kita saat melaju.bila tidak ingin mengenai dampak ini
patuhilah rambu yang ada.
4.kekerasan dan kriminalitas
tingkat kriminal di indonesia bermacam-macam
dan kebanyakan susah di cari jalan keluarnya bbrapa kriminal yang
banyak di temukan yaitu
pencopet,perampok,pemerkosa,pembunuh,penculikan,tawuran,perang antar
suku,korupsi dan penipuan dengan segala cara ini semua tidak pernah jera
dengan hanya imbalan jeruji.kadang semua perlakuan binatang pun ada di
negara ini jangankan untuk mengurangi ini semua oknum” pengadilan pun
melakukan nya terkadang.mungkin apakah harus ada uji mental buat setiap
warga atau cctv di setiap sudut manapun.
5.Sampah dan Kebersihan Lingkungan
di indonesia semakin banyak sampah yang
tertimbun makin banyak pula yang buang sampah,bukannya di bersihkan
malah ikut-ikutan buang sampah inilah negara kita hanya beberapa saja
yang peduli tentang lingkungan kita sendiri,mungkin warga juga
kebingungan karna tidak adanya fasilitas dari pemerintah dan ketidak
peduliannya.semua ini seharusnya tidak perlu bergantung banyak kepada
pemerintah mungkin usulkan para warga untuk diadakannya kerja bakti
setiap minggu
6.Air Bersih
air bersih adalah kebutuhan pokok umat
manusia,tapi sekarang” banyak sekali ditemukan air yang kotor dan juga
berbau ini semua mungkin di sebabkan oleh kali” atau waduk yang tercemar
oleh pabrik atau limbah rumah tangga.
7.Listrik
masih banyaknya warga di pemukiman miskin
atau terpencil susah mendapatkan listrik,saran saya adalah pemeerintah
selalu rajin untuk mensurvei rumah” warga terpencil,walaupun agak susah
di jangkau mereka juga masih warga indonesia.
8.Jalanan Rusak
ditemui banyak jalanan rusak di berbagai
tempat ini semua hampir ada di manapun anda berkendara dan sangat
membahayakan juga berakibat fatal,semoga saja pemerintah cepat tanggap